Download

Minggu, 20 November 2011

Renungan Cinta

Disaat matahari tertutup mendung..

Sebuah rasa menghampiri jiwa..

Terlarut dalam dinginnya suasana..

Terhening untuk menelaah kata..



Sebuah kata.. "Cinta"



Dikala manusia terhipnotis akan uraian kata..

Sudahkah manusia itu merenungi arti dan makna..

Adakah keseimbangan antara kata dan rasa..

Akankah ada perbuatan dan bukti dari kata-kata..



Sebuah kata.. "Cinta"



Kata yang mengharukan suasana..

Kata yang membawa bijaksana..

Kata yang melumpuhkan jiwa..

Kata yang menyakitkan raga..



Dikala sebuah cinta itu hidup dalam kebenaran..

Bagai surga yang turun di kelopak mata..

Yang senantiasa tampak dalam keheningan..

Dengan penuh hati dan membawa kasih sayang..



Dikala sebuah cinta itu hidup dalam kebohongan..

Siapa yang akan menduga dan mengetahui..

Bagai angin yang menusuk jiwa-jiwa kosong..

Dengan penuh sakit yang haus akan kebencian..



Sebuah kata.. "Cinta"



Memiliki arti dan makna yang luas..

Tinggal bagaimana manusia itu akan memperlakukan cinta..

Akankah cinta dibawa dengan hati yang tulus dan dalam kenyataan..

Ataukah cinta akan dibawa oleh nafsu yang penuh akan janji hampa..



Cinta..

Bukanlah sebuah ungkapan hati dalam kata..

Bukanlah sebuah keromantisan diri untuk mata..

Bukanlah sebuah kebohongan jiwa untuk mendamba..

Bukanlah dorongan nafsu untuk mencinta..



Cinta..

Adalah sebuah ketulusan akan manusia..

Adalah sebuah kata nurani yang sakral..

Adalah sebuah bukti perbuatan berdasar pribadinya..

Adalah sebuah rasa yang mau menerima apa adanya..



Cinta..

Tak sekadar kata yang muncul dibibir kita..

Tak hanya sebuah roman yang muncul sesekali..

Cinta adalah bukti hati manusia..

Yang muncul untuk kebaikan seluruh kehidupan..

Baik secara sadar maupun tak sadar..



Janganlah mempermainkan sebuah kata.. "cinta"



Sebuah kata.. "Cinta"



Cinta kepada Tuhan Sang Pencipta..

Cinta kepada kedua Orang Tua dan Keluarga..

Cinta kepada Pendamping Hidup yang Terkasih..

Cinta kepada Sahabat dan Teman-teman..

Cinta kepada Alam Semesta dan Makhluk Ciptaan-Nya..

Cinta kepada Diri sendiri...

Untuk Sebuah Renungan

Adakah seorang insan yang mengerti, apakah arti kehidupan ini? Sempat aku mencari arti kasih sayang abadi, namun yang kutemui hanyalah ilusi. Sebuah ilusi dari fantasi kosong yang tak bertepi. Apakah salah hati ini? Ingin merasakan CINTA yang suci. Apakah arti sebuah cinta sejati? Apakah itu juga sebuah ilusi? Jika benar, apalah arti semua ini? Sudah banyak hari kujalani. Semua tetap hanyalah ilusi. Ilusi yang tiada miliki arti.
Namun akhirnya satu hal kusadari, hanya Tuhan yang sungguh-sungguh mengerti tentang semua arti kehidupan ini. Kita hambanya hanya mampu mencari, hingga semuanya mampu dimaknai.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengadu, hidup adalah untuk mengolah diri. Membalik pikiran dan hati. Memasuki rahasia dibalik rahasia dalam mengukir luasnya dunia dan dalamnya samudra.
Kita menjalankan kebijakan dari Sang Pemilik kebijakan. Bukannya demi surga atau neraka, tetapi demi harga diri kita sebagai makhluk sempurna.
Sesungguhnya kita bukanlah kotoran yang melekat di dunia pana ini. Kita menangis dan tersenyum, bukanlah karena peran belaka, tetapi karena itulah keindahan dunia.
Pernah kurasakan tangan-tangan cinta sang hawa membelai dan membuaiku sampai ke puncak setinggi Mahameru. Pernah pula kurasakan bunga-bunga indah mekar di taman hatiku. Juga! pernah pula kurasakan jari-jari cinta itu mencabik-cabik setiap serambi jantungku dan mencabut kembali bunga-bunganya di tamanku.
Andai kutahu cinta ini akan menyakitiku. Takkan kubiarkan hati ini tak tersadar. dan takkan kubiarkan hasratku terlalu mengumbar. Andai aku mempunyai keteguhan, akan kuikat tarian yang menguatkan panggung hati yang rapuh. Akan kubunuh lagu-lagu cinta yang meneriakkan angan-angan dan takkan kubiarkan rasa ini memetik senar-senar harapan.
Aku mengerti saat langit kehabisan warna, yang ada tinggal hitam pekat. Tiada ruang atau waktu, yang ada tinggal sebuah kekosongan.
Saat terakhir genggaman tangan ini kau lepaskan,
kuyakin hatimu mengisakkan tangis yang mencoba sembunyi di balik kedua senyum pipi lesungmu. Kau telah mengakhiri semuanya malam itu. Senyumku adalah refleksi doaku untukmu. Sama halnya kecupan mesraku saat malam-malam sebelumnya. Memang aku tak pernah pasti, tapi yang pasti kita tak perlu terlalu pasti.
Bersama debur ombak yang memecah indah, melangkahlah dengan pasti. Lupakanlah kisah penuh makna diantara kita. Sembunyikan sedihmu di kemilau pasir di pantai; sirnakan isak tangismu di temaram senja; dan! ketika takdir ini telah membawaku jauh, tersenyumlah dengan tulus padanya karena sesungguhnya dia lebih membutuhkanmu. Biarkanlah senja berjalan sendiri tanpa malam.
Cinta. Entah, apakah kata itu berarti lagi bagiku? Akankah aku akan merasakan kembali keindahannya? Rasanya mustahil sesuatu yang takkan pernah kubiarkan melintas kembali dalam hidupku (cintamu). Walaupun dulu, rangkaian kata-katanya mampu menggapai relung jiwaku dan Luapan kalimatnya mampu membuatku berpaling sejenak menikmati keindahan rasa itu. Cinta! sesuatu yang tak pernah aku bayangkan, mampu mengusik kesunyianku. Hingga saat ini semuanya telah berlalu.
Kini aku kembali lagi. Aku adalah kata-kata dan kata-kata adalah syurgaku. Rangkaian kalimat panjang akan membuai mesra diriku. Menari-narikan mimpi dalam balutan kata-kata dan membingkai rasa dalam bait-baitnya. Aku akan bercinta dengan kata-kata dan akan merangkainya menjadi satu kenangan suka tiada duka, walaupun biduk di langit masih kering tertawa melihatku yang tetap bercumbu dengan khayal.


Kamis, 17 November 2011

Keputusan untuk menggapai cinta sejati

Sebuah cinta bukanlah sebuah permainan merupakan sebuah kesakralan yang telah di dapat dari ilahi. Tulisan ini merupakan Sebuah pemikiran yang di dapat dari sahabat saya berdasarkan pengalamannya.......

Cinta adalah garis tipis antara napsu dan ketulusan. Hanya karena kekaguman semu terhadap penampilan fisik dan cover luar,banyak orang telah tertipu dalam memutuskan sebuah pilihan cintanya.

Padahal sebuah keputusan adalah momentum vital yang tak boleh kita remehkan. Karena keputusan cinta yang salah akhirnya jangan aneh kalau perjalanan cinta anda isinya Cuma pertengkaran, saling mencurigai, acuh tak acuh dengan kekasihnya sendiri, kebosanan, mulai melirik ke yang lain, tidak puas dengan semua yang ada pada kekasih anda terutama ketika sudah melihat kekurangan demi kekurangan yang ada pada kekasih anda yang akhirnya berujung pada penyesalan panjang atau hancurnya sebuah perjalanan cinta. Itulah cinta yang tertipu oleh kekaguman fisik semata.

Terlalu cepat dalam menjatuhkan hati adalah suatu kebodohan, memaksakan moment bukanlah pilihan terbaik, yang terbaik adalah bagaimana menunggu moment yang tepat. untuk memutuskan suatu keputusan cinta kita harus mengkondisikan ke 3 hal sebagai berikut dengan baik.
1.perasaan
2.logika
3.hati

PERASAAN adalah hal yang paling mejebak dalam hal cinta. terlalu banyak mempercayakan keputusan cinta pada perasaan hanya akan membuat kita menjadi orang yang lemah. Berapa banyak kasus patah hati, putus asa, hilang semangat hidup, dendam hingga bunuh diri di sebabkan cinta yang tak kesampaian. Semua itu bisa terjadi karna existensi perasaan terlalu mendominasi dalam diri kita. Inilah mengapa banyak orang mengatakan cinta itu buta, yang benar adalah cinta itu buta karna kita telah membutakan hati nurani kita dengan perasaan yang terlanjur kita penjarakan di atas hawa nafsu yang tak mengenal batas.

LOGIKA adalah sisi lain yang menemani langkah fitrah perasaan, ibarat kita sedang naik sebuah kendaraan, logika adalah remnya. Dengan adanya logika kita bisa jadi berpikir panjang tentang efek dan kemungkinan yang baik atau pun yang buruk dalam hidup kita. Dari logika lahir pertimbangan, analisa, perencanaan, hingga kehati-hatian.

HATI, hati itu seperti besi jika ia tidak di rawat ia akan berkarat lalu keropos dan mudah hancur lalu patah dan mati tak berguna. hati yang mati adalah hati yang tak bisa lagi menerima nasehat kebaikan. perasaan lahir karena sentuhan hati begitu juga logika yang berprasangka baik lahir dari hati yang jauh dari penyakit. Pastikankanlah sebelum kita membuka persaan kita, sebelum kita menjatuhkan hati kita, Pastikan bahwa hati kita dalam posisi yang bersih dan netral. Tidak berpihak pada pengharapan untuk memiliki, tidak juga skeptis dan merasa tidak layak untuk mamiliki.
Perasaan dan logika ibarat dua sisi timbangan, maka hati adalah tiang penyeimbangnya. Jika ia sedikit bergeser ke kanan, maka sisi kiri akan tersa lebih berat begitu juga sebalik nya.

Kamu mungkin tahu apa yang kamu inginkan, tapi tuhan lebih tahu apa yang kamu butuhkan. kamu mungkin tahu darah mu mengalir karna jatung yang menggerakkan, tapi kamu belum tentu tahu siapa yang mendetakkan jantung mu, dialah tuhan penguasa alam semesta. Jangan biarkan nafsu kita memimpin kita untuk memilih sebuah moment pemberian cinta. Cinta sejati akan kamu dapatkan jika kamu berusaha untuk menggapainya. Dia menunggumu dia di ciptakan untuk mu, Jangan berputus asa jika kamu mengalami kegagalan demi kegagalan dalam pencarian cinta sejati, mungkin belum saatnya engkau di pertemukan dengannya, kamu akan di pertemukan dengannya pada moment yang sangat indah seindah yang tak pernah kau bayangkan, seseorang yang akan menemani sejarah pejalanan hidup mu.
Cinta sejati seperti matahari dan rembulan ia saling mengisi dan saling membutuhkan, ia melihat kekurangan kekasihnya bukan sebagai kekurangan tapi sebagai kesempatan untuk saling mengisi dan membuktikan bahwa dia tidak pantas untuk di tinggalkan. Cinta sejati terdiri atas 3 elemen yang saling menunjang. Ketulusan, pengorbanan, keiklasan

Kejelian kita dalam menentukan keputusan adalah sikap yang bijak namun apabila kita memenangkan hawa nafsu kita di sana hanya akan ada kenikmatan sesaat yang kemudian akan berubah menjadi penyesalan demi penyesalan yang berkepajangan yang tiada habisnya. Bersabarlah jangan menangkan hawa nafsu mu. Libatkan tuhan dalam mengambil keputusan cintamu, cinta sejati akan kamu dapatkan jika perjuangan mu dalam menggapainya di restui oleh tuhan, perjuangan mu begitu suci jauh dari kekotoran dosa-dosa. Jika kamu mendapatkannya niscaya waktu akan memperlihatkan kepada mu apa itu kecantikan yang tak pernah keriput dan menua bahkan tak pernah mati dan kau tak akan bisa dan tak akan pernah melupakannya. Kenapa kau bisa sebijak itu?karena kisah cintamu di penuhi keberkahan dan keiklasan kehidupan ilahi.

Mencintai Itu Keputusan

Serial Cinta
Mencintai Itu Keputusan
Oleh Anis Matta
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar.
Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar. kemudian ia pun berkata, “Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang kamu temui di sini”.

Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti. Sebab cinta adalah kata lain dari memberi. Sebab memberi adalah pekerjaan…Sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat. Sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama. Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh.
Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, “Aku mencintaimu”. Kepada siapapun! Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ.
Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari aku ingin memberimu sesuatu. Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari, “Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia…” “Aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin…” “Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu…” “Aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu…”
Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.
Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, “Aku mencintaimu”, kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak rakyatnya Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian atau penurunan. Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional.
Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi teruji. Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati.
Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.

Jumat, 11 November 2011

Bulan...

Aku tau, cahayamu indah...
Aku tau, terangmu memberikan keindahan untuk semua umat...
Tapi kenapa...???
Malam ini, walau cahayamu indah tapi hati ini masih tetap keruh, kusut, bahkan tidak menampakan suatu keindahan sepertimu...
Aku ingin sepertimu, yang selalu memberikan cahaya keindahan dalam setiap kegelapan...
tapi nyatanya aku tak bisa...

arrght...
betapa buruknya aku...
tidak ada seorangpun yang peduli akan keadaanku..

tapi dengan melihatmu, aku merasa tenang dan membuat aku merasa dekat dengan-Nya...

Kamis, 10 November 2011

Ibu

Ibu...
masih terasa hadirmu walau kau telah menghadapNya,
Sampai detik ini pun tetap kupanjatkan doa untukmu Ibu...
Ibu...
telah tenang kau sekarang berada di sisiNya,
Terbayang olehku senyummu yang selalu kurindu...

Penyesalanku tak terelakkan setiap terbesit wajahmu bu,
Air mata ini tak berguna walau mengucur dengan derasnya
Lidahku kelu karena ulahku yang menghancurkan hatimu
Pinta terakhirmu yang lalai aku kabulkan dengan teganya...

Ibu...
walau telah ku kecup pipi dan kakimu yang telah kaku
Saat tubuhmu telah terbujur dan tak bernyawa lagi
Rasa berdosa berlipat-lipat menghujamku bu...
Tapi aku tahu, kau begitu mulia memaafkan kesalahan anakmu ini.

Begitu rindunya aku padamu bu,
Rindu akan gelak tawamu,
Rindu akan omelan-omelanmu,
Rindu akan senyummu,
Rindu akan belaianmu,
Rindu akan kasih sayangmu,
Rindu akan berada dekapmu,
Rindu diatas pangkuanmu,
aku rindu dan sangat rindu padamu bu...

Ibu...
tenanglah kau di sana
Aku tahu semua hanya sementara
Dan kelak kita akan bertemu kembali
Kembali akan terkenang hidup di dunia fana ini...

Ibu...
ini luapan kerinduanku yang begitu mendalam padamu...